Suku Tengger: Pemeluk Hindu Tertua di Indonesia
Culture Invasion – idesirevintageposters.com – Suku Tengger: Pemeluk Hindu Tertua di Indonesia. Suku Tengger adalah salah satu kelompok etnis yang unik dan menarik di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur. Terletak di daerah pegunungan Tengger di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, dan Malang, suku ini memiliki warisan budaya dan tradisi yang khas, serta kehidupan yang sangat terikat dengan lingkungan alam mereka.
Sejarah dan Asal Usul
Suku Tengger dikenal sebagai keturunan dari kerajaan Majapahit yang terletak di Jawa Timur. Nama “Tengger” diyakini berasal dari kata “Tengger”, yang mengacu pada nama seorang raja Majapahit, Raden Tengger. Menurut legenda, setelah runtuhnya Majapahit, sebagian masyarakatnya melarikan diri ke pegunungan Tengger untuk menghindari penyerangan dan penjajahan. Mereka kemudian menetap di daerah tersebut dan membentuk komunitas yang sangat terikat dengan tanah dan alam sekitar.
Kehidupan dan Budaya
Kehidupan sehari-hari suku Tengger sangat dipengaruhi oleh lingkungan mereka yang berbasis di daerah pegunungan dengan iklim yang relatif dingin dan subur. Mereka adalah petani yang mengolah tanah di lereng gunung, menanam berbagai tanaman seperti padi, jagung, dan sayuran. Masyarakat Tengger juga dikenal sebagai penggembala ternak, terutama sapi dan kambing, yang mendukung kehidupan ekonomi mereka.
Budaya dan Tradisi:
- Kepercayaan dan Agama: Masyarakat Tengger menganut agama Hindu-Buddha yang merupakan warisan dari zaman Majapahit. Meskipun banyak dari mereka juga menggabungkan elemen-elemen animisme lokal dalam praktik keagamaan mereka. Ritual dan upacara keagamaan sangat penting dalam kehidupan mereka, dan mereka merayakan berbagai festival dengan penuh semangat.
- Festival Kasada: Salah satu festival yang paling terkenal dari suku Tengger adalah Upacara Kasada, yang diadakan setiap tahun pada bulan Kasada dalam kalender Jawa. Festival ini merupakan penghormatan kepada Dewa Brahma dan dilaksanakan di kaki Gunung Bromo. Selama upacara ini, masyarakat Tengger melakukan berbagai ritual, termasuk mempersembahkan hasil bumi dan hewan korban sebagai bentuk syukur dan permohonan keselamatan.
- Arsitektur dan Rumah Tradisional: Rumah tradisional suku Tengger biasanya berbentuk sederhana dengan atap rumbia dan dinding bambu atau kayu. Arsitektur rumah mereka sangat terintegrasi dengan lingkungan alami, mencerminkan nilai-nilai ekologis dan kearifan lokal.
Bahasa dan Sastra
Suku Tengger menggunakan bahasa Tengger, yang merupakan variasi dari bahasa Jawa. Bahasa ini memiliki ciri khas tersendiri dan dipertahankan sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Selain itu, mereka juga memiliki sastra lisan berupa cerita rakyat, mitos, dan legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi. Cerita-cerita ini seringkali mengandung nilai-nilai moral dan sejarah yang penting bagi masyarakat Tengger.
Kearifan Lokal dan Pelestarian Lingkungan
Suku Tengger dikenal karena kearifan lokal mereka dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Mereka memiliki sistem pertanian yang ramah lingkungan, menggunakan teknik bercocok tanam yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar mereka. Konsep harmoni dengan alam merupakan bagian integral dari budaya mereka, yang tercermin dalam berbagai praktik sehari-hari dan ritual keagamaan.
Tantangan dan Perubahan
Seperti banyak komunitas adat lainnya, suku Tengger menghadapi tantangan dari modernisasi dan perubahan sosial. Meskipun mereka berhasil mempertahankan banyak aspek budaya mereka, mereka juga berhadapan dengan isu-isu seperti pengaruh luar, perubahan ekonomi, dan tekanan dari pembangunan infrastruktur. Ada upaya terus-menerus untuk menjaga warisan budaya mereka sambil beradaptasi dengan tuntutan zaman.
Kesimpulan
Suku Tengger adalah contoh yang menakjubkan dari keberagaman budaya dan kekayaan tradisi yang ada di Indonesia. Dengan warisan budaya yang kuat, sistem kepercayaan yang khas, dan hubungan yang mendalam dengan alam, masyarakat Tengger memberikan kontribusi penting terhadap mosaik budaya Indonesia. Melalui upacara, bahasa, dan cara hidup mereka, suku Tengger terus menjaga dan merayakan identitas mereka, menawarkan pelajaran berharga tentang keharmonisan antara manusia dan lingkungan.